Masjid Nabawi

Masjid Nabawi
يا سيدي يا رسول الله يا سيدي يا رسولَ الله - يا من له الجَاهُ عند الله إنّ الْمُسِيْئِيْنَ قدْ جَاءُوك - بالذّنْبِ يَسْتَغْفِرُونَ الله يا سيّد الرُّسْل هَادِيْنـا - هَيـّا بِغَارة إِلَيْنا الآن يا هِِمَّة السّادات الأقْطاَب- مَعَادِن الصِّدْقِ والسِّرّ نَادِ المُهَاجِرصَفِيّ الله -ذاك ابْنُ عيسى أبَا السَّادات ثُمّ المُقَدّم ولِيّ الله - غَوْث الوَرَى قُدْوَة القَادات ثمّ الوَجِيْـه لِديْنِ الله - سَقّافَنا خَارِق الْعَادَات والسّيّد الكامِل الأَوّاب - العَيْدرُوس مَظْهَر القُطْر قُومُوا بِنا واكْشِفُوا عَنّا - يا سَاداتِي هذِه الأَسْوَ وَاحْمواُ مَدِيْنَتْكُم الغَنَّا - مِنْ جُمْلةِ الشَّرّ والْبَلْوَى

Senin, 30 November 2009

Ramalan Maut





Akhir-akhir ini bahkan sejak beberapa bulan yang lalu, isu tentang kiamat di tahun 2012 begitu merebak di masyarakat Indonesia dan dunia. Bagaimana tidak? sebuah peristiwa maha dahsyat, dimana yang tahu hanya Allah, ko diramalkan oleh manusia yang mempunyai pengetahuan terbatas. Tentu saja membuat gempar seluruh orang-orang di dunia. Apalagi setelah di munculkannya film rekaan 2012 buatan hollywood, yang digambarkan tentang peristiwa kiamat. Antrian dibioskop pun memanjang. Semua penasaran dengan diluncurkannya film tersebut.

Kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi satu detik setelah membaca artikel ini. Apalagi memperkiraakan kejadian maha dahsyat, kiamat. Kita juga tidak bisa memprediksikan dengan pasti bahwa tanggal sekian, bulan sekian, akan terjadi gempa/ badai/banjir/ tsunami. Lha ini ko malah memprediksikan terjadinya kiamat. Kalau kita tahu kapan terjadinya kiamat, bisa jadi semua orang akan bertaubat satu menit sebelum terjadinya kiamat. Astaghfirulloh. Saya jadi teringat dengan artikel yang dimuat di eramuslim,Jumat, 21/11/2008 yang salah satu bagian isinya begini:


Beberapa ativitas modern juga terkait dengan tahun 2012, yakni dateline modernisasi besar-besaran Pentagon paska ditubruk rudal dalam peristiwa 11 September 2001, batas akhir pelaksanaan Codex Alimentarius yang berupaya mengurangi populasi manusia di bumi dengan rekayasa genetika dan makanan transgenik, dan sebagainya.

Jadi apakah itu sebuah rekaan yang dibuat-buat untuk sebuah konspirasi? wallohu'alam. Kiamat adalah sebuah peristiwa yang maha dahsyat, hanya DIA yang tahu kapan itu terjadi. Sebagai umat muslim kita wajim mengimaninya, tapi bagi saya sendiri untuk percaya sebuah ramalan kapan terjadinya kiamat, is't nothing. Yang pasti kiamat itu akan terjadi entah kapan, sekarang yang pasti adalah seberapa besar leimanan di hati untuk menghadapi itu. Seberapa besar iman di hati untuk menghadapi kematian. Karena semua itu pasti, tinggal bagaimana kesiapan hati dengan keimanan yang menyelimuti diri...

Pasti terjadi ... :
Apabila matahari digulung
dan apabila bintang-bintang berjatuhan
dan apabila gunung-gunung dihancurkan
............. (Qs. At. Takwiir : 1-3)

itulah saatnya kiamat yang pasti akan terjadi..

Ya Allah bimbing diri ini untuk tetap menjaga keimanan di hati agar kelak ketika menghadapMU diri ini kembali fitri. amin


sumber gambar : ufoarea.com

Minggu, 01 November 2009

Ikatan Tali Agama Allah

Dari kiri; Agussri, Pamungkas Al-Farisi, Rusman.B (tengah), Kipli (Kai Sawo), Sardin dan Upik (Kai Pasar)


Gambar tersebut diambil ketika suasana lebaran idul fitri tahun 2009, terlihat suasana keakrapan didalam bingkai persaudaraan ketuhananan  kendati dengan segala keterbatasan dalam kewewahan duaniawi namun hal itu tidaklah berpengaruh terhadap kondisi hati para saudara sebab bukan itu yang menjadi tolak ukur melainkan " wa tawaubil haq watawatubissobri" yang tetap istiqomah.
sahabat sejati tidak hanya hadir apabila engkau berada dalam kesusahan maupun sebaliknya dalam keadaan kita gembira dengan segala keadaaan kita namun sahabt sejati adalah sosok seorang yang mampu menjadi teman kita di dunia dan diakherat dengan memberikan segala nasihat dan contoh kepada kita didalam setiap kesalahan yang pernah kita buat.
dia selalu membibing kita namun bukan sebagai seorang guru yang mendoktrin melainkan sebagai seorang sahabat yang berkedudukan sama namun sejatinya yang senantiasa mengingatkan kita apabila kita lalai dan kitapun sebaliknya saling menasehati sebagai bentuk cinta kasih seorang sahabat kepada sahabatnya.
" kalau kita benci hendaklah jangan berlebihan karena benci karena Allah, kalau kaita senang hendaknya janglah berlebihan karena senaglah karena Allah".
Allah adalah tolak ukur nya, jadi bukanlah dasar keuntungan dunia atau karena mereka dapat memberikan keuntungan dunia maka kita akrap, sebab cinta sejati hanya kepada Allah yang tiada henti-hentinya diberikan kepada kita cinta kepada yang lain hanyalah biasan dari cinta kita terhadap pepada sang Pencinta...........!!!


Senin, 26 Oktober 2009

Jejak-Jejak Petualang



Dari Mahulu Hingga Sirotol Mustaqim



hidup adalah perjalanan yang tiada pernah berhenti hingga nafas yang memisahkan, namun itu pun belum lagi masih dapat dikatakan sebagai mata.
sebab dalam sebauh kematian sesungguhnya itulah awal perjalanan sejati seorang manusia apa sebab, umur manusia di bumi paling banyak adalah seratus tahun lebuh sedikit sedangkan perjalanan mulai alam kubur hingga akhirat kita tidak dapat menghitungnya sungguh ironis bila bumi yang kita jadikan jembatan menuju tuhan kita sia-siakan saja.

Minggu, 25 Oktober 2009

Pujaan Hati




Hakikat Insan Kamil
Si hamba menyaksikan bahwa Insan Kamil adalah pertemuan di antara ketuhanan dan kehambaan. Pada Insan Kamil berkumpul pengetahuan tentang Tuhan dan pengetahuan tentang makhluk Tuhan. Insan Kamil mengenal Tuhan dalam aspek tanzih dan tasybih. Insan Kamil memperoleh maklumat Hakikat Muhammad secara lengkap dan sempurna. Insan Kamil yang memiliki ilmu dan makrifat yang sempurna. Insan Kamil yang mempunyai pengenalan yang sempurna tentang Tuhan. Insan Kamil juga mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang apa yang Tuhan sampaikan kepada hamba-hamba-Nya.

Insan Kamil juga mempunyai maklumat Hakikat Insan secara sempurna. Oleh kerana Hakikat Insan mengumpulkan maklumat yang lengkap tentang manusia dan alam makhluk sekaliannya, maka Insan Kamil mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang manusia dan alam makhluk sekaliannya. Seluruh alam semesta ‘terkandung’ dalam Insan Kamil. Hati si hamba yang terbuka kepada suasana Hakikat Insan Kamil menyaksikan seluruh alam semesta berada dalam hatinya. Si hamba menyaksikan pengetahuan ketuhanan datang secara langsung kepada hatinya.

Pembukaan kepada Hakikat Insan Kamil membuat hati si hamba menyaksikan alam semesta disempadani oleh dirinya dan pada masa yang sama dia menyaksikan ‘Allah’ bersemayam dalam hatinya. Inilah peringkat yang paling tinggi bahayanya dalam semua peringkat pengalaman kerohanian. Ketuhanan dan kehambaan muncul pada hati yang sama, pada perasaan yang sama dan pada masa yang sama. Hanya kehambaan yang sentiasa membayanginya meneguhkan tapak kakinya berpijak pada jalan yang benar. Kehambaan pada peringkat ini sangat rapuh, mudah saja menjadi hancur lebur. Jika hal yang demikian terjadi hati si hamba tidak lagi melihat perbedaan di antara hamba dengan Tuhan, dirinya dengan Tuhan. Keadaan seperti ini tidak muncul sewaktu menyaksikan Hakikat-hakikat yang lain termasuklah Hakikat Muhammad kerana pada ketika itu makhluk dan dirinya tidak ada dalam perhatian dan kesadarannya. Pada tahap mengalami suasana Hakikat Insan Kamil ini kesadar! an dan perhatian kepada diri dan makhluk baru saja muncul kembali, belum begitu kuat dan berpengaruh. Kesadaran dan perhatian tersebut baru pada tahap seumpama bayang-bayang yang belum melekat benar pada hati. Hakikat Insan Kamil adalah umpama stesen bebas bagi hati. Ia boleh menjadi Tuhan dan hamba pada masa yang sama. Ia juga boleh menjadi nabi dan wali. Ia juga boleh menjadi malaikat.

Jika seseorang yang baru saja kembali sedikit kesadarannya terhadap kewujudan dirinya larut dalam Hakikat Insan Kamil, hatinya akan mengalami apa yang biasa disebut oleh orang sufi sebagai bersatu dengan Tuhan. Rasa bersatu dengan Tuhan berbeda daripada mengalami suasana keesaan yang berlaku Pada ketika itu keesaan dialami dalam suasana tiada kesadaran terhadap diri sendiri. Si hamba hanya menyaksikan Allah s.w.t semata-mata, tidak pada dirinya dan makhluk lainnya. Dia hanya menyaksikan satu wujud yaitu wujud Allah s.w.t, wujud yang lain tidak ada dalam perhatiannya. Oleh yang demikian tidak timbul isu bersatu dengan Tuhan pada peringkat itu. Pada peringkat Hakikat Insan Kamil pula wujud Allah s.w.t dan wujud dirinya nyata dalam kesedarannya dan mungkin dia tidak dapat membedakan yang satu dengan yang lain. Dalam keadaan demikian dia mungkin menyaksikan Allah s.w.t sebagai Haq (Yang Hakiki) dan juga khalq (makhluk sebag! ai bayangan Yang Hakiki). Dia mungkin merasakan dirinya sebagai Tuhan dan hamba Tuhan, yang sama dalam aspek yang berbeda. Dia mungkin melihat sifat-sifat yang ada pada dirinya sebagai sifat Tuhan dan dia menjadi pendhahir sifat Tuhan secara sempurna. Dia mungkin merasakan pada wujudnya yang satu bertemu Wujud Tuhan dengan wujud alam semesta. Dia mungkin menyaksikan seluruh alam semesta seumpama bola kecil terkandung di dalam hatinya. Dia mungkin melihat badannya sebagai Arasy, rohnya sebagai Roh Muhammad dan zatnya sebagai Zat Tuhan. Dia mungkin juga melihat ilmunya sebagai Ilmu Tuhan dan bakat dirinya sebagai malaikat.

Bila dikuasai oleh rasa kelarutan dalam Hakikat Insan Kamil dia mungkin melihat dirinya berada pada satu falak di atas daripada falak yang ada makhluk yang lain. Malaikat, jin dan yang lain-lain mungkin dilihatnya berada di bawah daripada falak dirinya. Dia mungkin melihat bakat dirinya bergerak melalui makhluk yang lain. Jika dia berada dalam satu kumpulan pekerja dia mungkin melihat bakat dan daya upayanya berada pada setiap pekerja tersebut.

Suasana hati yang bergabung dengan Hakikat Insan Kamil mungkin membuat seseorang melaungkan “Ana al-Haq!�?. Ucapan “Ana al-Haq�? pada peringkat ini berbeda daripada ucapan Ana al-Haq , dahulu si hamba semata-mata menjadi alat dan Tuhan Pengguna alat. Si hamba tidak melihat ucapan tersebut sebagai ucapannya. Dia menyaksikan Kalam Tuhan yang keluar daripadanya. Pada peringkat Hakikat Insan Kamil pula ucapan “Ana al-Haq�? dilafazkan dalam keadaan ada kesadaran diri. Kesadaran tersebut membuatnya melihat ucapan itu sebagai ucapan Tuhan dan juga ucapan dirinya yang bersatu dengan Tuhan. Apa yang dia ucapkan itulah yang Tuhan ucapkan, dan apa yang Tuhan ucapkan itulah yang dia ucapkan. Beginilah keadaan yang berlaku kepada orang yang larut dalam Insan Kamil.

Ramai orang menyangkakan Insan Kamil adalah penghabisan jalan. Mereka jadikan Insan Kamil sebagai makam mereka.

Semua keturunan Adam a.s dinamakan manusia. Dalam bangsa manusia itu ada golongan yang sempurna dinamakan manusia yang sempurna. Dalam golongan manusia yang sempurna itu ada kumpulan yang menjadi Nabi dan Rasul. Bangsa manusia secara keseluruhannya dikuasai oleh Hakikat Insan. Golongan manusia yang sempurna itu pula dikuasai oleh Hakikat Insan Kamil. Dalam golongan manusia yang sempurna itu, yang menjadi nabi dan rasul dikuasai pula oleh Hakikat Muhammad.

Hakikat-hakikat, termasuklah Insan Kamil, bukanlah makhluk yang ada dalam alam. Hakikat adalah urusan Tuhan. Insan Kamil adalah urusan Tuhan yang menguasai satu kumpulan manusia yang sempurna kehambaannya kepada Allah s.w.t. Insan Kamil yang asli, yang ada pada sisi Tuhan tidak berupa, tidak berbentuk, tidak berwarna, tidak menempati ruang dan zaman dan juga tidak bernama. Manusia-manusia sempurna yang muncul di atas muka bumi bolehlah dikatakan salinan lengkap kepada Insan Kamil yang asli. Manusia yang paling sempurna, menjadi salinan Insan Kamil yang paling sempurna menerima penguasaan sepenuhnya daripada Hakikat Muhammad dan beliau adalah Nabi Muhammad s.a.w. Manusia-manusia sempurna yang lain, walaupun sempurna tetapi kesempurnaan mereka tidak mencapai tahap kesempurnaan Nabi Muhammad s.a.w. Mereka tidak menerima penguasaan Hakikat Muhammad secara lengkap, selengkap Nabi Muhammad s.a.w. Oleh itu hanya Nabi Muhammad ! s.a.w saja yang bernama Muhammad, yang lain bernama Ibrahim, Musa, Isa, Nuh dan lain-lain. Manusia sempurna yang lain tidak mengaku diri mereka sebagai Muhammad walaupun mereka juga menerima maklumat daripada Hakikat Muhammad. Sejak Nabi Adam a.s sampailah kepada Nabi Isa a.s tidak ada seorang Nabi pun yang mengaku menjadi Muhammad. Kumpulan manusia yang sah kesempurnaan mereka tidak mengaku menjadi Muhammad atau bersekutu dengan Muhammad. Jika ada orang yang mengaku menjadi Muhammad atau bersekutu dengan Muhammad, baik secara zahir atau secara batin, maka nyatalah mereka telah keliru dalam memahami hakikat.

Salinan Insan Kamil yang paling sempurna dalam kumpulan Nabi-nabi adalah Nabi Muhammad s.a.w, penutup Kenabian. Salinan Insan Kamil yang sempurna dalam kumpulan wali-wali adalah Muhammad Imam Mahadi, penutup kewalian. Muhammad Imam Mahadi tinggal di dalam dunia dan menjalankan tugas yang diamanahkan kepadanya oleh Allah s.w.t. Bila tugas tersebut selesai beliau kembali ke rahmatullah. Pada ketika itu salinan Insan Kamil tidak akan muncul lagi ke dunia. Bila salinan Insan Kamil tidak ada lagi di dalam dunia maka tertutuplah ilmu ketuhanan. Tidak ada lagi manusia yang mengenal Allah s.w.t. Pada ketika itu berlakulah kiamat besar.

Ada beberapa perkara lagi perlu diketahui berhubung dengan daerah Insan Kamil yang selalu diperkatakan apabila bercakap mengenainya. Insan Kamil dikatakan bersemayam di dalam Kaabatullah. Kaabatullah selalu disebut dalam memperkatakan tentang hakikat. Ada orang mengatakan dia bersembahyang menghadap Kaabatullah. Ada pula yang mengatakan dia bersembahyang di dalam Kaabatullah. Yang lain pula mengatakan dia sembahyang dengan ketiadaan Kaabatullah. Ada juga orang mengatakan dia menemui Rasulullah s.a.w di dalam Kaabatullah. Berbagai-bagai lagi keadaan Kaabatullah yang diceritakan orang dalam menggambarkan suasana hakikat.

Kaabatullah yang dikatakan seperti cerita di atas merupakan suasana simbolik bagi menggambarkan keadaan hubungan hati dengan Allah s.w.t. Umat Islam bersembahyang menghadap Kaabatullah bukan bermakna mereka menyembah Kaabatullah dan bukan juga Allah s.w.t berada dalam Kaabatullah. Allah s.w.t memilih Kaabatullah sebagai tempat yang boleh dirasakan kehadiran-Nya dengan kuat. Jadi, Kaabatullah dihubungkan dengan Hadrat Ilahi. Berhadap ke Kaabatullah bermakna menghadap kepada Hadrat-Nya.

Di dalam suasana hakikat, Kaabatullah menjadi misal bagi suasana ketuhanan. Bila dikatakan Insan Kami bersemayam di dalam Kaabatullah ia bermaksud Insan Kamil adalah suasana ketuhanan, berada dalam Ilmu Tuhan. Orang yang bersembahyang di dalam kesedaran melihat Kaabatullah berada di hadapannya. Orang yang di dalam zauk merasakan berada di dalam Kaabatullah. Orang yang baqa dengan Allah s.w.t tidak melihat kepada Kaabatullah. Orang yang ‘memasuki’ Ilmu Allah, mengenali suasana Hakikat Muhammad dan mengambil ilmu daripada sumber tersebut, menggambarkannya sebagai berjumpa dengan Rasulullah s.a.w di dalam Kaabatullah dan menerima pengajaran daripada baginda s.a.w. Pengalaman-pengalaman yang disebut di atas merupakan pengalaman dalam 'misal kepada hakikat’.

Penyaksian terhadap rupa, bentuk, cahaya dan warna adalah penyaksian kepada misal bagi hakikat-hakikat. Apa yang disaksikan itu menjadi cermin yang membalikkan kefahaman tentang hakikat yang tidak boleh disaksikan. Rasulullah s.a.w melihat pada malam Israk dan Mikraj, bentuk misal kesenangan dan kemewahan dunia sebagai perempuan cantik dan umur dunia yang sudah lanjut sebagai perempuan tua. Kedua-duanya menceritakan tentang hakikat dunia tetapi berlainan rupa bagi menceritakan maksud yang berbeda.

Hakikat boleh diibaratkan sebagai cahaya dan cermin sebagai Alam Misal. Jika benda nyata diletakkan di hadapan cermin dan cahaya dipancarkan kepadanya, akan kelihatanlah gambaran benda nyata itu di dalam cermin. Gambaran yang kelihatan di dalam cermin itu menyatakan bahawa pada benda nyata itu ada pancaran cahaya. Cahaya disaksikan dalam bentuk benda-benda nyata. Bentuk benda-benda nyata itu menjadi misal kepada cahaya, menceritakan bahawa di sana ada kehadiran cahaya. Tetapi benda nyata dan gambaran benda nyata yang kelihatan atau bentuk misal itu bukanlah cahaya. Cahaya tetap dalam keadaan aslinya yang tidak ada rupa dan warna. Ada orang yang tidak membedakan bentuk misal dengan cahaya yang asli. Orang yang tidak membedakan bentuk misal dengan hakikat kepada yang dimisalkan itu memahamkan hakikat ketuhanan mempunyai wajah-wajah tertentu.

Hakikat Insan Kamil adalah umpama cahaya yang hening. Hati insan umpama cermin yang jernih. Orang yang memandang ke dalam cermin hatinya bersuluhkan cahaya Hakikat Insan Kamil akan menyaksikan wajahnya sendiri di dalam cermin itu, lalu dia menyangkakan bahawa itulah wajah Insan Kamil yang asli, dan itu jugalah wajah Tuhan yang tidak dibedakan dengan Insan Kamil. Jika orang Hindu menyembah tuhan dalam rupa monyet orang tadi menyembah Tuhan dalam rupa dirinya sendiri. Lama-lama orang Hindu menyembah monyet, tidak lagi menyembah Tuhan. Lama-lama orang tadi menyembah dirinya, tidak lagi menyembah Tuhan. Inilah yang selalu terjadi kepada orang yang berjalan kepada hakikat tanpa membawa syariat.

Orang yang berjalan pada jalan kerohanian perlu melepasi bentuk-bentuk misal. Lepaskan apa juga yang sampai kepada penyaksian. Nafikan dengan kalimah “La ilaha illa Llah�?. Orang yang berjaya melepasi bentuk-bentuk misal tersebut akan sampai kepada Penyaksian Hakiki, yaitu menyaksikan tanpa rupa, bentuk, cahaya, warna dan wajah. Pada Penyaksian Hakiki juga tidak ada suara, tidak ada huruf. Penyaksian berlaku kepada mata keyakinan. Si hamba yang menyaksikan dengan mata keyakinan mengucapkan: “Sesungguhnya hatiku tidak berasa syak lagi bahawa Engkau yang daku pandang tanpa rupa, tanpa bentuk, tanpa cahaya, tanpa warna, tanpa suara dan tanpa huruf�?. Itulah keadaan memandang dengan tiada sesuatu yang dipandang, tahu tanpa sesuatu pengetahuan dan kenal tanpa sesuatu pengenalan. Penyaksian akal dinamakan ilmul yaqin. Penyaksian mata hati dinamakan ainul yaqin. Penyaksian mata keyakinan dinamakan haqqul yaqin. Haqqul yaqin meru! ntuhkan segala pengetahuan dan penyaksian kerana sesungguhnya Tuhan adalah:

Tiada sesuatu yang serupa dengan-Nya

Keyakinan terhadap Allah s.w.t adalah:

Dan Dia Mendengar dan Melihat

Jika seseorang mau cepat sampai ke matlamat hendaklah bersegera melepaskan bentuk-bentuk misal yang sampai kepada penyaksiannya. Berpindahlah kepada Penyaksian Hakiki. Tanda seseorang sudah memiliki Penyaksian Hakiki adalah dia dapat melihat hakikat ketuhanan pada dua perkara yang bertentangan dengan sekali pandang. Nama, rupa, bentuk, cahaya dan warna tidak menghijab pandangannya untuk menyaksikan hakikat atau Rububiah. Makrifat tentang nama-nama Tuhan penting bagi memperolehi Penyaksian Hakiki. Jika Yang Menghidupkan tidak menghijab Yang Mematikan, Yang Menaikkan tidak menghijab Yang Menjatuhkan, Yang Memberi tidak menghijab Yang Menahan, Yang Awal tidak menghijab Yang Akhir, Yang Zahir tidak menghijab Yang Batin, maka yang disaksikan pada setiap masa dan dalam semua suasana adalah Yang Maha Esa. Apabila mata ilmu dan mata hati tidak menutup mata keyakinan maka yang disaksikan adalah Yang Haq!

Tidak semua orang yang memasuki daerah Hakikat Insan Kamil akan terdorong kepada suasana bersatu dengan Tuhan. Si hamba yang telah mengalami suasana kehadiran kenabian dan mengalami pula suasana keesaan Tuhan akan sentiasa dibayangi oleh rasa kehambaan kepada Tuhan. Pertembungan dengan Hakikat Insan Kamil tidak menyebabkan berlakunya perlarutan. Suasana Hakikat Insan Kamil dialaminya sebagaimana mengalami suasana Hadrat kenabian dan Hadrat ketuhanan. Si hamba tidak mengalami suasana menjadi Insan Kamil atau menjadi Tuhan atau bersatu dengan Tuhan. Insan Kamil merupakan salah satu Hadrat yang dialaminya dan melalui pengalaman tersebut dia mengerti maksud Insan Kamil.

Orang yang berjalan pada jalan kehambaan akan menetap sebagai hamba, tidak berubah menjadi Adam atau Muhammad atau Insan Kamil atau Tuhan. Sepanjang perjalanan dia berada dalam suasana dia yang menyaksikan dan melalui penyaksian tersebut dia memperolehi pengetahuan dan pengenalan (ilmu dan makrifat) tanpa melepaskan pandangan kepada “Allah Yang Maha Esa�? dan “Tiada sesuatu serupa dengan-Nya�?. Melalui jalan kehambaan kehadiran kenabian, kehadiran Hakikat-hakikat Insan, Muhammad dan Insan Kamil dan juga kehadiran Tuhan berperanan sebagai Pembimbing. ‘Pertemuan’ dengan Hadrat-Hadrat tersebut memperkuatkan Petunjuk Ghaib dalam dirinya. Juru-bicara dalam dirinya sentiasa memberi peringatan. Dia diperingatkan agar berjalan terus, jangan berhenti walaupun dijanjikan syurga atau dihalang oleh neraka, walaupun dibukakan suasana Hakikat-hakikat. Semua itu untuk diketahui dan untuk dikenal, bukan tempat untuk bermakam.

Dalam suasana Hakikat Insan Kamil, seseorang biasa berjumpa dengan hakikat maut yaitu mengalami suasana Izrail. Boleh juga dikatakan jika seseorang itu tidak mengalami suasana Izrail dia tidak memasuki daerah Insan Kamil dengan sepenuhnya. Dia mungkin berjalan di bawah bayangan daerah itu sahaja.

Manusia biasa naik ke langit melalui jalan biasa yang dilalui oleh semua orang, yaitu jalan mati. Orang yang memasuki daerah Hakikat Insan Kamil juga mengalami kematian, tetapi bukan kematian tubuh badan. Kematian yang berlaku di sana adalah kematian secara kebatinan, yaitu merasai kehadiran Maut. Dia mungkin merasai suasana kematian beberapa kali pada alam kebatinannya. Pengalaman yang demikian membuka penutup pada hati. si hamba telah menghadapkan dirinya kepada maut. Pada ketika itu dia menuju kepada pengecilan kesedaran terhadap diri sendiri. Ia menjadi lonjakan untuk mencapai stesen yang berikutnya. Tetapi pengalaman tersebut tidak banyak memberi pengertian kepada dirinya. Dalam daerah Hakikat Insan Kamil pula si hamba sedang menuju ke arah pembesaran kesedaran terhadap diri sendiri. Oleh itu setiap pengalaman menarik perhatiannya. kehadiran Maut pada daerah Insan Kamil memperjelaskan pengalaman . Dalam daerah! Insan Kamil ini si hamba merasakan sangat hampir dengan Maut. Biasa terjadi pada peringkat ini dia mendapat firasat mengenai kematian orang-orang tertentu dan kemudiannya ternyata firasat tersebut adalah benar. Keadaan ini bersifat sementara saja. Apabila dia meninggalkan daerah Insan Kamil dia keluar juga daripada Hadrat Maut itu dan firasat tentang kematian tidak ada lagi.

Apabila Hadrat Maut dan Hadrat Insan Kamil bertemu pada satu daerah, pada satu hati, suasana kehambaan akan menetap dan terhindarlah suasana ketuhanan. Hadrat Maut memperlihatkan kedaifan, kehinaan dan kejahilan si hamba. Hadrat Insan Kamil memperlihatkan kekuasaan, kemuliaan dan kebijaksanaan Tuhan. Orang yang benar-benar menyaksikan keagungan Tuhan adalah orang yang sedang menghadapi sakratul maut. Keadaan ini samalah seperti keadaan orang yang menerima uang satu juta dan pada masa yang sama dia mengetahui bahwa dia menghidapi penyakit kanser yang akan membawanya kepada maut. Begitulah umpamanya keadaan hati yang merasai Hadrat Maut dan Hadrat Insan Kamil pada satu masa. Dia diperlihatkan kekerdilan dirinya sebagai hamba Tuhan dan keagungan Allah s.w.t sebagai Tuhan. Bertambah kuatlah rasa kehambaan pada dirinya. Jadi, Hadrat Insan Kamil yang menyebabkan sebahagian orang mengalami suasana bersatu dengan Tuhan boleh ju! ga menambahkan rasa kehambaan. Si hamba yang bertambah rasa kekerdilan diri dan kehambaannya kepada Tuhan bermunajat kepada Tuhan dengan penuh tawaduk

Persaudaraan



Kurang Salur DBH Migas Mencapai Rp.2,672 Trilyun

Anggota DPRD Kaltim Ali Hamdi mengatakan bahwa berdasarkan hasil perhitungan bagi hasil Sumber Daya Alam (DBH) Migas triwulan V Tahun 2008 terdapat kurang salur bagian provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp.2,672,993,612,527 trilyun.
Berdasarkan surat Gubernur kepada presiden yang tembusannya diterima oleh DPRD Kaltim melalui Ketua dewan sebut Ali Hamdi, berdasarkan hasil perhitungan bagi hasil sumber daya alam migas triwulan V tahun 2008 terdapat kurang salur bagian provinsi Kaltim sebesar Rp.3,330,713,389,005 Trilyun yang belum dialokasikan pada APBN tahun 2009.
Namun yang ironis adalah pada APBN Perubahan tahun 2009 kaltim hanya dapat dialokasikan sebesar Rp.657,719,775,478 milyar, jadi sisa yang belum terealisasi sebesar Rp.2,672,993,612,527 trilyun.
Mengingat kekurangan penerimaan bagi hasil SDA Migas tersebut telah dialokasikan pada APBD masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota se Kaltim tahun 2009 maka apabila rencana penerimaan tersebut tidak terealiasi pada tahun anggaran 2009, maka berakibat program penyelengaraan pemerintah dan pembangunan akan mengalami hambatan yang sangat berarti bagi pemerintah Provinsi Kaltim.
Dalam rangka itu maka DPRD Kaltim secara kelambagaan mendukung sepenuhnya langkah Gubernur Kalimantan Timur yang mengirim surat kepada Presiden RI mengenai bagi hasil migas yang belum terealisasikan untuk direalisasikan pada Tahun Anggaran 2010.
Langkah rill yang akan diambil dewan sebut Ali adalah dengan segera membentuk tim lobi antara DPRD dan Pemerintah Provinsi Kaltim agar Pemerintah Pusat merealisasikan bagi hasil migas tanpa kembali mencairkan secara bertahap tetapi secara keseluruhan.
“ sebelum tim di bentuk kami dari pokja eksternal selaku yang menangani sementara akan menyurati kepada ketua defenitif setelah itu ketua defenitiflah yang nantinya menentukan komposisi tim tersebut melalui rapat internal dewan pastinya “ pungkasnya

Kamis, 24 September 2009

SIAPA AKU....????


BASHIRAH...salahsatu pengertiannya adalah "PANDANGAN MATA HATI"...

HATI atau QOLBI memiliki INTI yang dikalangan SUFI dinamakan FUAD...disanalah bersemayamnya RASA, disanalah letaknya AKAL, disanalah BASHIRAH bekerja...

maka disebagian besar TAREKAT SUFI, menjadikan FUAD sebagai target PEMBINAAN RUHANI dari seorang MURSYID kepada MURIDnya...dengan melakukan penekanan ZIKRULLAH "ISMU DZAT" pada LATHIFAH QOLBI menggunakan metode ZIKIR KHOFFY..

dengan melakukan penekanan ISMU DZAT secara terus menerus pada "FUAD" maka lama kelamaan FUAD yang gelap akan memancarkan NUR ILAHI, maka hati yang gelap lama kelamaan akan menjadi bercahaya terang, dalam keadaan terang maka hati akan mulai mampu "memandang" dan "menyaksikan".....

siapa yang disaksikan...???? tentulah hakekat ISMU DZAT itu sendiri....

maka MENYAKSIKAN TUHAN bukanlah sebuah KEMUSTAHILAN, melainkan sebuah KENISCAYAAN....

alam konteks hubungan dengan "Melihat Allah" dan "Seakan-akan melihat Allah", maka ada sejumlah ayat, misalnya ketika Nabi Musa as, berhasrat ingin melihat Allah. "Musa as berkata: Ya Tuhan, tampakkan diriMu padaKu, aku ingin memandangMu." Allah menjawab, "Kamu tidak bisa melihatKu." (al-A'raf 143).

Ayat lain menyebutkan: "Sesungguhnya Akulah Tuhanmu, maka lepaskanlah sandalmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci." (Thaha 12)

Dan dia berkata, "Sesungguhnya aku akan menyaksikan Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya Aku bebas dari kemusyrikan kamu padaKu, melalui selain Dia."

Ayat lain menyebutkan, "Kemana pun engkau menghadap, disanalah Wajah Allah."(Al-Baqarah 115)

"Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepatuhan." (Al-An'aam 79)

Nabi Musa as, gagal ketika hasratnya menggebu ingin melihat Allah, lalu Allah menjawab, "Kamu tidak bisa melihatKu.". Dengan kata lain "Kamumu" atau "Akumu" tidak bisa melihatKu. Karena itu Abu Bakr ash-Shiddiq ra berkata, "Aku melihat Tuhanku dengan Mata Tuhanku." yang berarti bahwa hanya dengan Mata Ilahi saja kita bisa MelihatNya.

Dimaksud dengan "Mata Ilahi" adalah Mata Hati kita yang diberi hidayah dan 'inayah oleh Allah SWT untuk terbuka, dan senantiasa di sana hanya Wajah Allah yang tampak, sebagaimana dalam Al-Qur'an. Ibnu Athaillah menggambarkan secara bijak:

"Alam semesta ini gelap, dan sebenarnya menjadi terang karena dicahayai Allah di dalamnya. Karena itu siapa yang melihat semesta, namun tidak menyaksikan Allah di dalamnya, atau di sisinya, atau sebelum dan sesudahnya, benar-benar ia telah dikaburkan dari wujud Cahaya, dan tertutup dari matahari ma'rifat oleh mendung-mendung duniawi semesta."

Karena itu soal "Menyaksikan Allah" hubungannya erat dengan tersingkapnya tirai hijab, yang menghalangi diri hamba dengan Allah, walaupun Allah sesungguhnya tidak bisa dihijabi oleh apa pun. Karena jika ada hijab yang bisa menutupi Allah, berarti hijab itu lebih besar dan lebih hebat dibanding Allah.

ILMU MENGENAL "DIRI"

Kebanyakkan manusia pada hari ini menganggap bahawa "Hidup" itu hanyalah makan, bergerak, mencari kemewahan, bekerja dan lain lain lagi, mereka mengangap bahawa jasad kasar mereka itu hidup dengan sendiri nya yang membolehkan mereka melakukan kerja kerja harian mereka itu, tapi pernah kah mereka terfikir bahawa jasad mereka itu sebenar nya ialah benda mati yang tidak dapat hidup dan bergerak dengan sendiri nya tanpa ada sesuatu yang menghidupkan nya?



Ketahuilah tanpa yang hidup itu jasad tidak ada erti nya. Tetapi benda mati ini lah yang dijaga dan diutamakan orang di dunia ini. Sedangkan semua tahu bila mati kelak, jasad akan busuk dan di tanam atau di bakar. Ini menunjukkan mati ialah bila hidup yang menghidupkan jasad tadi meninggalakan jasad.



Dimanakah letaknya yang di panggil hidup itu? Yang mana dengan adanya yang hidup itu lah jasad kita ini hidup dan sebenarnya ia diam di dalam jasad kita sendiri, dan dia lah yang di panggil "DIRI" sebenar "DIRI" dan menghidupkan jasad kita ini. Tapi pernah kah kita terfikir tentang "DIRI" itu atau cuba mencari dan mengenal nya.



Tentu nya soal yang akan timbul ialah dari mana "DIRI" itu, dimana letaknya "DIRI" itu, terdiri dari apakah "DIRI" itu, dan kemanakah perginya "DIRI" itu apabila jasad mati atau dengan lain perkataan "DIRI" meninggalkan jasad??? dan yang penting sekali bolehkah kita mengenal "DIRI" sebenar "DIRI" kita itu.



BARANG SIAPA MENGENAL "DIRI" NESCAYA KENAL LAH IA AKAN TUHAN NYA



Benarkah bila kita mengenal "DIRI" maka kita akan mengenal Tuhan ??



Kita semua tahu bahawa ujud nya roh! Tak ada sesiapa yang dapat menafikan kenyataan ini, Kerana semasa Tuhan bertanya kepada sekelian Roh " siapa kah Tuhan kamu " dengan sepontan sekelian Roh menjawab " bahkan " yang membawa makna mereka telah pun mengenal Tuhan yang esa.:



Kisah Roh memasukki jasad Adam



Setelah jasad Adam terbaring maka Tuhan telah memerintahkan Roh memasukki ke jasad Adam, tetapi sebelum itu Roh telah bertanya " dimanakah harus aku masukki, ya ALLAH " dan ALLAH pun menjawab " masuk lah mana mana yang kamu senangi " Maka masuk lah Roh melalui hidung dan dengan itu maka bernafaslah kita melalui hidung.



Ini menunjukkan bahawa sesudah Roh memasukki badan, maka barulah bermulanya kehidupan kepada jasad dan terbukti di sini bahawa Roh lah yang dikatakan penghidup kepada jasad, dan mati pada jasad ialah apabila Roh keluar apabila sampai ajal nya.

Jasad kasar kita ini terdiri dari 2 yaitu:

1. Dihidupkan


Apakah maksud dihidupkan dan bahagian mana? Yang dihidupkan ialah Jasad kasar kita ini, ia nya di hidupkan oleh ""Roh"" yang berada di dalam Jasad. "Roh" memasukki jasad semasa kita 100 hari dalam rahim ibu kita. "Aku tiupkan sebagian dari roh ku" kata firman Allah. Sejak itu lah kita hidup di dalam rahim ibu kita dan kemudian di lahirkan kedunia dan terus menjalankan kehidupan dari bayi hingga lah akhir hayat.



2. Menghidupkan

Yang menghidupkan ialah roh, yang datangnya (diciptakan) dari Allah, yang memasuki jasad dan terus hidup, tugas roh ialah menghidupkan jasad tetapi sayang nya jasad tidak langsung terfikir bahawa roh lah yang hidup sebenar benar hidup dan menghidupkan jasad yang bila mana roh meninggalkan nya maka matilah dia di panggil orang dan di tanam atau di bakar.



MATI IALAH APABILA ROH MENINGGALKAN JASAD



Jadi siapakan yang berkepentingan disini, tentunya jasad kerana tanpa roh maka jasad tidak bermaana langsung.



Jasad perlukan roh untuk hidup tapi kenapa roh tidak dipedulikan semasa hidup nya



Perlukah roh di kenali?



Sebelum mengenal Roh haruslah kita mengenal "DIRI"





"BARANG SIAPA MENGENAL "DIRI" MAKA KENALLAH DIA AKAN TUHAN NYA"



APA KAH "DIRI" ITU"



Untuk pengetahuan semua bahawa "DIRI" itu mendatang kemudian setelah roh memasukki jasad, bagaimana ini berlaku?

Apabila Roh berada di dalam Jasad maka perkembangan cahaya Roh itu yang memenuhi dalaman Jasad keseluruhan nya, ini telah menyebabkan ujudnya "Diri" yang berupa saperti jasad nya memenuhi ruang dalaman jasad nya..

Maka ujudlah "Diri" sebenar "Diri" dan "DIRI" ini lah yang harus di kenal.

(kenal lah diri maka kenal tuhan)


BAGAIMANA MENGENAL "DIRI" SEBENAR "DIRI"

Ada berbagai cara dan kaedah digunakan untuk mengenal "DIRI" ini, bergantung kepada perguruan dan kaedah guru guru mengajar kepada murid murid nya. Semua perguruan ini betul dan cara apa sekali pun di gunakan, tujuan nya satu ya itu untuk mengenal "DIRI" sebenar "DIRI" .



Untuk mengenal "DIRI" ini ada 3 cara:
1. Terbuka dengan sendiri nya
2. Ushakan sendiri untuk membukanya
3. Dibukan oleh guru. (guru guru yang berpengalaman)



Apakah yang di maksudkan “dibuka”

Di buka maksudnya ialah membukakan jalan jalan pancaran cahaya "DIRI" itu hingga keluar dari jasad dan terpancarlah cahaya "DIRI" itu keluar dari jasad melalui jalan jalan nya dan dengan rasa yang bergetar getar pada jalan keluar nya, rasa ini dapat dirasakan dengan nyata oleh murid murid yang mempelajari ilmu ini.

Ini lah rahsia hidup kita dan "DIRI" ini lah yang menghidupkan jasad selagi ada hayatnya di dunia ini, "DIRI" ini harus di kenal dan dirasai sepenuh nya oleh kita, kerana ia mengandungi banyak rahsia dan serba guna, di dunia dan akhirat, Insyaallah.

Kenal kah "DIRI" tadi kepada Tuhan nya? Sudah tentu kerana dia datang dari sana, dari MAHA pencipta dan MAHA besar.

Banyak lag persoalan yang akan timbul apabila kita dapat mengenal "DIRI" kita yang sebenar benar "DIRI" ini, kita harus belajar dari "DIRI" ini:

Dia mengetahui kerana dia datang dari yang MAHA mengetahui

Dia bijak kerana datang dari yang MAHA bijaksana

Dia lah sebaik baik Guru

Kehidupan sebenar ialah di dalam, dan kehidupan dunia ini mendatang kemudian

Kesimpulan nya kenali lah "DIRI" kita ini yang dia lah sebenar benar "DIRI" dan kemukakan lah dia dalam segala urusan kita di dunia ini sementara menunggu hari yang kekal abadi, kerana dia kekal kerana di kekalkan.

Ilmu Mengenal "DIRI" ialah satu ilmu pengetahuan yang harus di ketahui oleh semua orang kerana tiap tiap maanusia membawanya di dalam jasad kasar mereka, harus kah penghidup jasad kita ini kita biarkan begitu saja tanpa mengenali dan merasakan nya, hanya semasa maut hampir datang menjemput baru kita sedar yang dia akan meninggalkan kita?????


MENGENAL DIRI MENGENAL ALLAH

MENGENAL DIRI


Pengenalan
Mengenal Diri
Ingin Belajar

Mengenal Diri Sebenar "Diri."

Untuk pengetahuan semua, yang di katakan "Diri" itu sebenarnya mendatang kemudian dari Roh, atau dengan lain perkataan "Diri" ialah perkembangan Roh di dalam jasad.

Ini membawa erti bahawa setelah Roh memasukki jasad, perkembangan nya yang berupa cahaya memenuhi seluruh dalaman jasad, dan ini lah dia "Diri" sebenar "Diri" dan "Diri" ini lah yang harus di kenal, bagaimana kah dia dan terdiri dari apa kah dia.

Perumpamaan yang mudah, ibaratkan satu bulb lampu di dalam bilik, bulb itu Roh dan cahaya yang menerangi bilik itu lah dia "Diri". Dan tentu nya cahaya tadi memenuhi ruang bilik tersebut dan bentuk cahaya itu pasti nya sama dengan bentuk bilik tersebut. Sekira nya ia empat segi nescaya cahaya tadi akan juga membentuk empat segi dan begitu lah sekiranya pada bentuk bentuk yang lain.

Jadi disini faham lah kita bahawa cahaya yang terhasil dari Roh tadi telah berkembang ke seluruh anggota dalam jasad kita hingga ia membentuk rupa dan keadaan yang sama dengan jasad cuma beza nya ialah jasad terdiri dari daging dan tulang dan Diri dari asalnya cahaya Roh. Cahaya ini berupa aliran letrik yang mengaliri di setiap urat dan saraf jasad kasar kita ini.

Untuk mengenalnya kita harus lah lahirkan cahaya diri ini keluar kerana batas nya dengan dunia luar hanyalah kulit kita ini.

Bagaimana harus melahirkan nya dan merasakan akan aliran cahaya itu di setiap bahagian tubuh kita.

Pada dasarnya ada 3 cara ia nya lahir:

1. Terlahir dengan sendirinya, (selalunya pada mereka yang mengamalkan zikir yang berterusan)

2. Mencuba melahirkan nya sendiri

3. Dilahirkan oleh Guru atau mereka mereka yang telah banyak pengalaman.

Melahirkan nya bermakna melahirkan cahaya itu keluar dari dalam jasad kita sendiri dan kita akan dapat merasakan nya, dengan nya akan lahir nya cahaya itu. (Ini perkara benar yang tidak dapat dinafikan oleh mereka mereka yang telah di bukakan Diri mereka itu)

Apabila terbuka Diri sebenar Diri ini maka akan ternyatalah akan rahsia Dia dan dia lah akan kita kemukakan dalam apa juga tindakan dan perbuatan, dia tahu kerana dia datang dari yang Maha Tahu, Dia kuat kerana Dia datang dari yang Maha Kuat, Beriman dengan Iman yang tidak Goyah, dll.............

BEBAS TETAPI TIDAK LEPAS

MENGENAL DIRI MENGENAL ALLAH

Untuk memahami dan mendalami Ilmu ini harus lah berguru, dan disini saya menerangkan nya secara kasar sahaja dan tujuan saya iklas untuk memberitahu bahawa ilmu ini ialah salah satu cabang ilmu yang perlu di ketahui dan di kaji untuk memperkuatkan keimanan kita dan juga dapat mengelakkan kita dari terjerumus kedalam kesesatan aqidah dan dapat meletak ALLAH sebagai tempat pengharapan dalam segala tindak tanduk kita. Dan ini lah salah satu jalan untuk mencari keredhaan ALLAH.

Disamping itu kita juga boleh mempergunakan akan kelebihan ilmu yang ada pada diri kita ini untuk bermacam macam tujuan dalam mengharunggi kehidupan di dunia yang penuh dengan ujian dan dugaan ini. Memperkuatkan ketabahan kita dalam hidup ini.

Ia nya mempunyai banyak kelebihan kelebihan dan salah satu dari kelebihan ilmu ini ialah insyaallah dapat menolong orang lain dalam mengatasi masaalah mereka. Terutama dalam bidang Perubatan.

Untuk Mengetahui Tentang Bidang Perubatan Ini Klik dibawah:

PERUBATAN KEROHANIAN KAEDAH GETARAN DAN PANCARAN DIRI


MUKA DEPAN
MASAALAH PERNIAGAAN
MASAALAH PERIBADI


Selamat datang ke Alam Perubatan Getaran dan Pancaran Diri.


Disini kami akan terangkan secara ringkas bagaimanakah kaedah perubatan dengan menggunakan pancaran diri di lakukan. Kita tidak akan membincangkan secara terperinci kerana ia nya ada lah berasaskan Ilmu Mengenal Diri, yang mana ilmu ini perlukan pengamatan yang amat teliti, olih itu kita hanya akan terangkan kegunaannya dari segi perubatan sahaja.

Klik...Lambat Jodoh
chi2.jpg

Klik...Pasangan yang belum ada zuriat
Apa itu Gelombang dan Pancaran Diri?



"Diri" ialah jasad ghaib dan tidak nyata yang duduk nya di dalam jasad kasar kita ini. Ia nya mempunyai banyak kebolehan yang tidak dapat di gambarkan atau di fikirkan.



Ia nya selain dari ghaib, juga bercahaya, bergelombang dan mempunyai jisim saperti arus letrik ya itu positif dan negatif. Aliran ini mempunyai kelebihan kelebihan tersendiri, yang dapat di manafaatkankan untuk membantu manusia manusia lain dalam menyelesaikan masaalah mereka, dan ini dilakukannya dengan cara tersendiri, tidak terikat dengan akal dan tindakan kita.



Kepada mereka mereka yang telah mengenal akan "diri" ini, akan berupaya untuk mengalirkan tenaga tenaga tersebut ke pesakit mereka dan dengan izin Tuhan dapat menyembuhkan penyakit dan juga menyelesaikan segala masaalah mereka.



Dengan tumpuan fikiran yang kuat dan sungguh sungguh kita dapat mengarahkan atau menyerahkan kepada nya (Diri) dalam melaksanakankerja kerja pengubatan ini.



Pengubatan cara ini dapat dilakukan secara berhadapan dengan pesakit atau pun dari jarak jauh. Walau bagaimana pun ia nya di lakukan tanpa menyentuh pesakit. Kami menawarkan perkhidmatan untuk menyelesaikan segala masaalah anda sama ada masaalah masaalah Peribadi, Perniagaan atau pun Kekeluargaan.



Perbezaan Antara Kaedah Kami Dengan Yang Lain.



Walau pun pada pandangan kasar kelihatan ia nya sama sahaja baik dari segi peralatan dan kaedah, tapi ia nya jauh berbeza.



Kalau di perhatikan cara kami tidak langsung menggunakan jampi dan serapah, serta kami tidak menggunakan sahabat sahabat ghaib.



Apa yang kami gunakan hanya lah satu cara mengalirkan pancaran Diri yang ada di dalam jasad kasar kita ini dengan kesungguhan dan keyakinan yang tinggi, maka insyaallah, dengan getaran dan pancaran tersebut dapat mengubat segala penyakit dengan izin Tuhan yang Maha Besar.



Ilmu ini berdasarkan Dua Kalimah Syahadat dan Tauhid kepada Allah yang Maha Besar.



Masaalah masaalah yang dapat di pulihkan, Insyaallah :



1. Peribadi.



2. Perniagaan



3. Dan lain lain lagi



Selain dari di atas, kami juga dengan izin Allah akan cuba menyelesaikan apa juga masaalah anda.



Selain dari mengubat, kami juga sanggup mengajar kepada mereka mereka yang berminat dalam ilmu ini. Masa yang di ambil untuk belajar bergantung kepada kemampuan pelajar itu sendiri untuk memahami dan latihan latihan yang diberi. Untuk keterangan lanjut klik di INGIN BELAJAR.



Setiap masaalah ada jalan penyelesaian nya, kita perlu berusha dan berdoa, semoga Allah menyempurnakannya.


Mengenal Diri Jalan Untuk Mengenal Tuhan
Posted on Juni 19, 2007 by eurekamal

Konon, pada suatu masa hidup seorang peniaga minyak yang biasa menjajakan minyaknya dari desa ke desa, kampung ke kampong dengan menggunakan kuda sebagai tunggangannya. Suatu hari seseorang bertanya kepadanya, bagaimanakah engkau dapat mengenal Tuhan? Si penjaja minyak tersebut berkata, “Dengarkan baik-baik! Aku setiap waktu meniti jalan semenjak awal untuk menjajakan minyak, setelah mengisi penuh wadah ini dengan minyak, dengan kain atau nilon aku menutupnya dengan kuat. Dan selepas itu, mengikatnya dengan benang sekencang-kencannya. Dengan semua langkah antisipatif itu, toh minyak tetap menetes setetes demi setetes dari wadah tersebut. Akan tetapi Tuhan sedemikian Dia menciptakan kita sehingga dalam keadaan bagaimanapun kalau kita tidak ada hajat maka aktivitas penolakan (dâfe’e) tidak akan terlaksana. Dan buang air kecil atau besar tanpa adanya kehendak dari nafs, tidak akan terjadi. Sementara pada saat yang sama ia tidak memerlukan nilon atau benang sebagaimana minyak yang diletakkan pada suatu wadah untuk menjaga minyak tersebut tidak tumpah! Aku dengan perenungan dan kontemplasi seperti ini aku menemukan dan mengenal wujud Tuhan!Mengenal Tuhan dengan menyaksikan fenomena-fenomena natural yang terjadi di sekeliling kita, dengan perenungan dan kontemplasi, kabut eksistensi yang menyelimuti semesta dapat disingkirkan dan wujud Tuhan dapat kita jumpai. Jalan yang dilakukan dengan merenungi eksistensi diri, menyelami jiwa dan raga secara fisiologis, eksoteris dan esoteris, dengan menatap batin sebagai sebuah fenomena yang dinamis, memandang diri sebagai bagian kecil dari tatanan kosmos ini adalah apa yang sering disebut sebagai sair anfusi. Sair anfus merupakan jalan atau argumen yang sering disebut berdampingan dengan sair afaqi. Sair anfusi atau mengenal Tuhan dengan jalan mengenal diri (nafs) umumnya akrab digunakan dalam bidang Akhlak atau bahkan Irfan. Dalam bidang ini diktum “barang siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya” sangat sering diketengahkan. Khususnya dalam bidang akhlak, tidak satu buku yang mengupas masalah moral dan etika yang tidak menyebutkan diktum di atas. Dan disebutkan bahwa di salah satu tempat ibadah Apollo di Delphi, di gerbangnya tertera tulisan, “Pergilah dan kenali dirimu”. Pesan moral inilah yang banyak menjadi muatan utama dalam filsafat Socrates dan Pyhtagoras.Sedemikian penting usaha dan proyek mengenal diri ini sehingga natijahnya seorang yang meniti perjalanan mengenal diri ini, tidak hanya akan mengenal kosmos tapi juga akan mengenal Tuhan pencipta kosmos. Apakah mengenal diri dalam diktum di atas adalah mengenal diri manusia secara fisikal yaitu mengenal panca indra dan anggota tubuh lainnya, secara esoteris dan eksoteris atau lebih subtil dan sublim dari itu? Pengenalan diri ini termasuk dalam ilmu atau pengenalan apa? Pengenalan diri di sini adalah termasuk pengenalan panca indra dan angota tubuh lainnya, fisiologis, esoteris dan eksoteris. Namun secara umum manusia merupakan maujud yang secara esensial, sifat dan perbuatan memiliki warna dan corak Ilahi. Yang ditekankan dalam tema ini adalah lebih pada dimensi esoteris dan ruhaninya. Dan dapat dikatakan bahwa antara Tuhan dan manusia terdapat persamaan, akan tetapi secara dzati, karena esensi manusia dan nafs natiqa-nya merupakan maujud mujarrad yang tidak terpengaruh oleh kantuk dan tidur dan secara sifat karena nafs manusia memiliki peran manager dan pengelolah anggota tubuh. Di sini nafs memiliki peran sifat, seperti menarik, menolak, mengendali, menghafal, mengelola, mengatur, bijaksana, melihat, mengetahui, mendengar dan mencipta dan sebagainya. Di mana pada hakikatnya seluruh sifat ini dapat dicerap dan diabstraksikan dari sifat-sifat manusia. Dan sifat perbuatan Tuhan juga seperti, pemberi rizki, pencipta, mendengar, mengetahui dan sebagainya demikian juga dapat dicerap dan diabstraksikan dari sifat-sifat perbuatan Tuhan.

Definisi Nafs dan Ma’rifat an-Nafs

Banyak definisi yang diberikan oleh para filosof dan urafa tentang nafs. Sebagian mereka dalam menjelaskan hakikat nafs terdapat empat belas mazhab dan pendapat. Dan sebagian yang lain menganggap bahwa dalam mengekplanasi realitas nafs terdapat empat puluh mazhab dan pendapat. Dan sebagian lain berkata bahwa, “para qudama dan ulama kiwari senantiasa masygul dan berselisih pendapat tentang definisi nafs natiqah ini, mereka beranggapan bahwa pendapat dan definisi yang disampaikan hingga kini ada seratus pendapat.” Tapi yang benar adalah bahwa nafs merupakan substansi yang kosong dari materi dan sifat-sifat materi dan ia menempel pada badan; menempel maksudnya di sini adalah bahwa nafs bagi badan adalah pengendalli dan pengatur, dan tingkatan badan adalah tingkatan turunan dari nafs. Selain definisi yang disebutkan paling akhir, barangkali keliru atau mereka harus menakwilkan nafs sebagaimana definisi ini. (‘Uyun Masâil Nafs wa Syarh Ân, hal. 16) Adapun definisi ihwal ma’rifat an-nafs atau mengenal diri sebagaimana yang disebutkan pada awal-awal pembahasan ini, bukanlah sekedar mengenal anggota tubuh dan panca indra. Atau berkaitan dengan pengetahuan akan nama seseorang, nama ayah, atau tanggal dan tempat lahirnya. Ma’rifat an-nafs lebih banyak berkenaan dengan dimensi spiritual, esoteris dan ruhani seseorang.

Urgensi Mengenal Diri

Semakin urgen sesuatu nilai dan harganya semakin melambung tinggi. Terlebih apabila nilai dan harga barang tersebut menyangkut sukses tidaknya seseorang, berjaya tidaknya seseorang, bahagia tidaknya seseorang dan paling akhir, selamat tidaknya seseorang dalam kehidupannya. Manusia yang dual-dimensi, dimensi ragawi dan dimensi ruhani, adalah makhluk yang memiliki warna dan corak Ilahi. Tentu apabila ia tidak mengaktualkan potensi yang diberikan Tuhan kepadanya, sekali-kali ia tidak akan menjelma menjadi manusia unggul dan sempurna. Setiap manusia berhajat kepada kesempurnaan. Fitrah manusia menegaskan bahwa ia cinta dan kasih kepada kesempurnaan. Apabila kita melakukan kontra-predikasi (naqsh al-haml) atas diktum di atas, barang siapa yang mengenal dirinya, mengenal Tuhannya, menjadi barang siapa yang tidak mengenal dirinya tidak mengenal Tuhannya. Karuan saja ia tidak akan pernah meraih derajat kesempurnaan. Manusia untuk meraup kesempurnaan dan mentransendental, mau tidak mau ia harus mengenal tipologi, karakteristik dan segala potensi yang diberikan Tuhan kepadanya. Lantaran dunia kiwari dengan kerusakan moral dan kejahilan akan pengenalan diri telah terjerembab dalam jurang alienasi diri. Mereka telah melupakan diri dan Tuhannya. Mereka tak mengenal dirinya sehingga tidak sampai gilirannya untuk mengenal Tuhannnya. Pertanyaan-pertanyaan eksistensial darimana datangnya, kemana jalan yang ia tuju dan untuk tujuan apa ia ada tak akan pernah dapat terjawab bagi orang-orang seperti ini. Oleh karena itu, pembahasan pengenalan diri ini menemukan urgensinya apabila insan dengan mengaktualkan potensi yang dimilikinya maka ia akan dapat meraih kesempurnaan insani dan maknawi yang akan menghantarkannya kepada kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Tentu saja kali ini kita tidak lagi berada pada arsy dan tataran pembahasan argumentasi pembuktian wujud Tuhan dan wujud judgment day (hari kiamat). Pembahasan kita kali ini adalah sequel dari seri argumentasi pembahasan tentang wujud Tuhan. Dimana sebelumnya lebih banyak menitikberatkan pada pembahasan sairi afaki. Sebagai pelengkap, di sini kita akan mengambil manfaat dari cahaya hadis yang memotivasi dan mendorong setiap orang untuk mengenal diri dan kediriannya. Di nukil dari Sayidina Ali Ra bahwa ia bersabda: “Pengenalan terhadap diri merupakan sebaik-baik dan seuntung-untungnya pengenalan. (Mîzân al-Hikmah, vol. 6, hal. 142, no. 11923) Atau dari hadis yang lain, “Puncaknya pengetahuan (atau pengenalan) manusia adalah pengenalan terhadap dirinya.” (Mîzân al-Hikmah, vol. 6, hal. 141, no. 11902)

Kegunaan Mengenal Diri

Sangat banyak kegunaan dan manfaat dari makrifat diri ini. Di sini kami akan menyebutkan empat hal saja dari selaksa manfaat dan keutamaan yang ada tentang kegunaan pengenalan diri ini.

Pertama, kegunaan atau faidah praktis dari pengenalan diri adalah memberikan peluang kepada manusia untuk lebih familiar terhadap kemampuan dan bakatnya. Hal ini akan banyak membantu seseorang dalam hidupnya, misalnya mencegahnya dari memilih bidang studi atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat yang diberikan Tuhan kepadanya.

Kedua, di samping itu pengenalan diri sangat bernilai karena manusia dapat menyadari bahwa ia bukanlah sosok atau maujud yang mengada dengan sendirinya atau wujudnya tidaklah mandiri (self-existent). Hal ini penting, lantaran akan membantu seseorang untuk memahami bahwa sehebat apa pun ia atau setinggi apa pun kedudukan dan status sosialnya, toh ia hanyalah seorang yang berhajat dan berkeinginan, bahkan dalam terminologi Mulla Shadra, sifat berhajat dan berkeinginan pada manusia adalah bersifat dzati (faqr adz-dzati) dimana esensi (dzat) manusia adalah butuh dan berhajat kepada Dia, yang wujudnya secara dzati kaya dan tidak memiliki hajat kepada apa dan siapa pun (ghani adz-dzati).

Ketiga, Pengenalan diri sangat efektif bagi sistem dan mekanisme pengembangan diri; bahkan seseorang dapat mengatakan bahwa makrifat diri atau mengenal diri mirip dengan “bio-feed back therapies” yang dikembangkan oleh banyak fisikawan di beberapa negara Barat yang menganjurkan kepada para pasiennya yang aktif dalam proses healing (penyembuhan) atau kepada pasien yang telah angkat tangan dari perawatan medikal moderen.

Keempat, mengenal diri akan membantu seseorang memahami bahwa ia tidak tercipta secara kebetulan (by chance). Jika kita menginternalisasi dan menghayati akan keberadaan kita, diri kita, dengan argumen-argumen atau bahkan tanpa memerlukan argumen, maka kita akan sampai kepada kesimpulan yang tak-terelakkan bahwa Tuhanlah yang mencipta seluruh keberadaan. Kita tidak mewujud dengan sendirinya atau hanya karena persemaian antara sperma dan ovum dari kedua orang tua kita. Manusia secara natural senantiasa mencari alasan keberadaannya. Ia akan melakukan monologue pada dirinya ihwal Darimanakah kedatanganku?Ke mana langkah yang aku tuju? Untuk tujuan apa keberadaanku? Dengan mengenal diri, ia akan menuai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan eksistensial ini.

Apakah Nafs itu Ada?

Pertanyaan ontologis yang mendasar yang harus diajukan di sini adalah apakah wujud nafs itu dapat dibuktikan secara filosofis dan logis. Atau sederhananya, apakah nafs itu ada dan eksis dalam diri kita. Ibn Sina dalam berargumen tentang wujud nafs ia mengemukakan beberapa dalil dan demonstrasi. Dalil pertama, perhatian manusia kepada Akunya sebagai sebuah realitas selain badan dan raga. Penalaran dan argument Ibn Sina ini dikenal sebagai “argumen manusia yang terangkum dalam ruang.” [1] Ia berkata, setiap manusia pada masa meleknya dan bahkan pada saat tidur atau mabuknya, ia mengenal dirinya. Dan ia tidak pernah lalai dan alpa dari realitas “Aku” ini. Sekarang mari kita melihat penjelasan Ibn Sina tentang burhan yang dimaksud ini: “Perhatikan diri Anda secara seksama! Apakah ketika Anda berada dalam kesehatan yang normal dan bahkan dalam ketika Anda menderita sakit, sepanjang Anda tidak kehilangan ingatan dan memori, sekali-kali Anda tidak akan pernah merasa kehilangan dari diri Anda? Artinya sedemikian Anda tahu bahwa Anda ada dan wujud? Aku tidak percaya kepada ingatan semacam ini, bahkan seseorang yang tertidur dan atau mabuk sementara ia tidak tahu siapa dirinya, kendati perhatian kepada dirinya tidak terlintas dalam pikirannya. Dalil kedua, Ibn Sina menegaskan bahwa nafs bukanlah badan. Penalaran Ibn Sina bersandar kepada landasan bahwa manusia dapat menemukan dirinya sebagai sesuatu selain badan. Oleh karena itu, manusia selain dari badan, ia memiliki nafs non-jasmani. Dalam menguraikan inferensi ini, Ibn Sina menjelaskan: Hakikat dan realitas nafs yang terdapat pada diri manusia dapat dibuktikan dengan jalan efek dan perbuatan-perbuatan. Seperti dengan memperhatikan bahwa manusia memiliki gerak, perasaan dan mencerap, kita bertanya kepadanya bahwa sumber gerakan dan perasaan ini darimana datangnya? Sangatlah jelas bahwa gerakan tidak dapat bersumber dari jasmani dan raga manusia, lantaran apabila raga dan jasmani dapat menjadi sumber gerakan, maka seluruh raga dan jasmani mampu bergerak dengan sendirinya, sementara kenyataannya tidaklah demikian. Bagaimana mungkin kita menganggap gerakan bersumber dari jasmani, sementara jasmani dan mixture jasmani, kadangkala ketika bergerak, menahan manusia dari bergerak pada sebuah arah khusus dan kadangkala juga menahan manusia dari gerakan aslinya. Oleh karena itu, jasmani dan mixture jasmani dan tabiat jasmani tidak dapat dianggap sebagai sumber gerakan kehendak manusia. Maka dalam diri manusia haruslah terdapat sesuatu yang menjadi sumber gerakan dan itulah nafs yang disebut manusia sebagai “diri”.

Klasifikasi Nafs

Ibn Sina sebagaimana para filosof sebelumnya beranggapan bahwa nabat (flora), hewan dan manusia memiliki nafs. Nafs atau ruh merupakan sebuah realitas atau hakikat dimana ia membuat format-format nabat (flora), hewan dan manusia. Nafs merupakan sumber kekuatan-kekuatan dan efek-efek dan aktifitas-aktifitas dimana materi yang tanpa jiwa tidak memiliki hal tersebut. Adapun kekuatan dan kemampuan nafs nabati adalah, kekuatan memberi makan, berkembang dan tumbuh dan kekuatan untuk reproduksi dan memperbanyak keturunan. Nafs hewani di samping memiliki kekuatan yang telah disebutkan pada nafs nabati, ia memiliki dua kekuatan tambahan, yaitu, kekautan untuk mencerna dan kekuatan bergerak

Balikpapan Tonggak Awal Pengembangan Etanol Di Kaltim

Anggota DPRD Kaltim Hj.Fuji Astuti mengatakan dengan mengacu kepada keputusan presiden nomor 26 tahun 2006 yakni tetang seluruh provinsi diharuskan untuk mengembangkan perkebunan yang berbasis pada tanaman yang dapat menjadi bahan bakar alami atau etanol, maka daerah kota Balikpapan telah lebih dulu menjadi tonggak awal pengembangan etanol di Provinsi Kaltim.
Hal tersebut menurut Fuji karena daerah Balikpapan sudah mulai mengembangkan produksi etanol dari tanaman berjenis tela atau singkong yang difokuskan pada kawasan kilo 15 Balikpapan.
“ kami menemui para petani ternyata produksi singkong di balikpapan dan apa yang mereka lakukan merupakan hal yang membanggakan dan seharusnya mendapat dukungan dari pemerintah baik kota maupun provinsi “ ujar Fuji.
Dikembangkan di Balikpapan sebab didaerah tersebut masih banyak kawasan lahan tidur sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan disamping memberikan harapan baru bagi para petani khususnya petani tela.
Namun sebut anggota kelompok partai democrat itu produksi serta penanaman kembali mengalami kendala sebab seluruh petani masih mengeluhkan modal pembelian bibit singkong gajah serta pemeliharaannya yang dinilai masih sangat tinggi sedangkan pemerintah tidak memberikan perhatian.
Berbeda seperti daerah Sangata Kutai Timur yang mengembangkan tanaman etanol dari jenis kelapa sawit yang juga telah menjadi primadona sebab dibantu oleh pihak ketiga atau infestor baik lokal maupun asing.
Kalau kelapa sawit tanaman tela masih dinilai sebagai komoditi yang kurang memberikan keuntungan ekonomi yang besar dan menjanjikan baik para petani sendiri maupun pengusaha. “ kalau kelapa sawit kan bukan hanya dapat menjadi bahan bakar etanol tetapi juga dapat mejadi minyak goreng hal ini yang menjadikan infestor sangat berminat sebab mempunyai nilai jual yang menggiurkan sangat berbanding terbalik dengan tela “.
Padahal tambah Fuji untuk satu hektar lahan saja sewaktu panen bisa menghasilkan singkong seberat 60 ton dengan omset sebesar Rp.60 juta dan mengenai pemasarannya sendiri PT. Pertamina siap untuk membeli.
Selain itu banyak efek positif dan murah diantaranya adalah efesiensi yakni jenis tamanan tela atau singkong gajah tidak memerlukan perawatan yang rumit dan khusus dan untuk waktu panenpun lebih cepat serta yang paling penting adalah keuntungan yang besar.
Untuk itu semua maka anggota dewan mendukung penuh serta berjanji akan mencarikan solusi modal pembelian bibit yang menjadi kendala utama para petani dalam mengembangkan serta menambah hasil produksinya “ kedepan kami akan bahas bersama dengan teman-teman dewan guna mencarikan solusi yang kongkrit dengan melibatkan unsur pemerintahan baik kota maupun provinsi “.(Hmsdprd4)

Rabu, 16 September 2009

Firt EDITION

Kepemilikan Mobdin Bagi Semua Anggota Dewan Di Atur Perda

Peraturan Menteri Dalam Negeri (permendagri) nomor 17 tahun 2007 tentang pengelolaan barang daerah, anggota dewan dilarang memiliki mobil dinas (mobdin) sebab yang hanya diperuntukkan kepada unsur pimpinan dewan seperti para ketua komisi, ketua fraksi dan pimpinan dewan.
Hal tersebut yang dipertanyakan oleh wakil rakyat Kaltim ke Departemen dalam negeri (depdagri) Kamis (10/9) kemarin, bahkan menurut anggota Pokja Internal DPRD Kaltim Waris Husein kepemilikan mobil dinas bagi semua anggota dewan bukan tidak mungkin nantinya bisa di atur dalam peraturan daerah.
“ kita perlu minta penjelasan depdagri terkait kepemilikan mobil dinas sebab seperti yang kita ketahui bersama bahwa pada periode lalu semua anggota DPRD Kaltim sudah memiliki mobdin jadi kita perlu mempelajarinya lebih dalam dan melihat kemungkinan jalan lain “.
Senada dengan waris, anggota DPRD Kaltim dari partai Golkar Dahri Yasin, SH mengatakan bahwa sangatlah penting untuk membuat dasar hukum yang terkait sebab masalah mobdin selalu menjadi sorotan bukan hanya dimasyarakat tetapi juga kejaksaan.
Sesuai dengan pidato gubernur beberapa waktu yang lalu bahwa anggota dewan itu setara dengan pejabat tinggi pemerintahan sehingga sangatlah wajar bila dewan menuntut kesetaraan hak yang sama.” Bukan tidak mungkin kalau nanti kaltim memiliki perda atau pergub yang membolehkan semua anggota dewan untuk memiliki mobdin dengan tidak bertentangan dengan pusat tentunya oleh sebab itu maka kami akan pertanyakan ke depdagri untuk melihat segala kemungkinannya”.
Dahri mencontohkan anggota dewan terpilih periode 2009-2014 kota Surabaya bakal mendapatkan mobil dinas sejumlah 50 buah dengan alokasi anggaran sebelumnya senilai Rp.10 milyar.
Tanpa bermaksud menentang ujar Waris, akan tetapi seperti yang terdapat dalam slip gaji dewan terdapat beberapa item namun dari semuanya tidak satu itempun yang menerangkan adanya tunjangan transportasi ataupun mobil dinas.
Padahal sebut waris lagi transportasi bagi anggota dewan sangatlah penting dengan mengacu kepada jadwal dewan yang padat terutama petemuan-pertemuan didalam daerah serta mengingat tidak semua anggota dewan sebenarnya memiliki mobil pribadi.
Selain itu sudah menjadi tugas dari sekretariatan untuk memberikan pelayanan penunjang kerja dewan demi peningkatan kinerja termasuk transportasi yang sudah menjadi alat fital “ untuk sementara setelah melalui pembicaraan dengan sekwan kami minta agar secretariat memberikan fasilitas minimal mobil antar jemput kepada semua anggota dewan kalau memang sementara mobdin dipermasalahkan”.(Hmsdprd4)