Masjid Nabawi

Masjid Nabawi
يا سيدي يا رسول الله يا سيدي يا رسولَ الله - يا من له الجَاهُ عند الله إنّ الْمُسِيْئِيْنَ قدْ جَاءُوك - بالذّنْبِ يَسْتَغْفِرُونَ الله يا سيّد الرُّسْل هَادِيْنـا - هَيـّا بِغَارة إِلَيْنا الآن يا هِِمَّة السّادات الأقْطاَب- مَعَادِن الصِّدْقِ والسِّرّ نَادِ المُهَاجِرصَفِيّ الله -ذاك ابْنُ عيسى أبَا السَّادات ثُمّ المُقَدّم ولِيّ الله - غَوْث الوَرَى قُدْوَة القَادات ثمّ الوَجِيْـه لِديْنِ الله - سَقّافَنا خَارِق الْعَادَات والسّيّد الكامِل الأَوّاب - العَيْدرُوس مَظْهَر القُطْر قُومُوا بِنا واكْشِفُوا عَنّا - يا سَاداتِي هذِه الأَسْوَ وَاحْمواُ مَدِيْنَتْكُم الغَنَّا - مِنْ جُمْلةِ الشَّرّ والْبَلْوَى

Senin, 19 Juli 2010

KAI HELEM


Merupakan salah satu dari sekian banyak wali Allah di Samarinda Kalimantan Timur. Beliau merupakan wali Allah dari kalangan Mazuzub atau dipandang mata telanjang sebagai lepas dari ikatan syariat (kulit). sebelum "meninggalkan kemewahan dunia" beliau berkerja didaerah banjar Kalsel yang sebelum beliau telah berkeluarga di daerah Jakarta namun kemudian dikecewakan oleh keluarganya sendiri. tak banyak hal yang diketahui tentang beliau namun yang pasti banyak hal ilmu yang dapat dipetik dari beliau termasuk meninggalkan rasa malu dan kemewahan dunia untuk kemudian fokus kepada cinta sang pencipta Allah Aza Wa Zala........
Kendati demikian, seorang wali Allah ditinggikan dari mahluk lainnya serta diberikan kepadanya beberapa kelebihan sebagai sebuah tanda cinta Allah kepada dirinya. Artinya walaupun kasat mata kita melihat belaiu berprilaku aneh yang diluar akal maka itu hanya pandangan mata telanjang kita saja tidak demikian dengan kondisi yang sebenar-benarnya.
sebagai contoh seorang wali besar dalam sejarah Kalimantan yaitu Datu Sanggul semasa hidup yang secara kasat maka dilihat oleh penduduk setempat sebagai sosok pencinta dunia karena tidak sekalipun dilihat melakukan ibadah. Beliau semasa nya tidak pernah dilihat melakukan sholat jumat. Hingga suatu kemudian rahasia beliau sebagai seorang wali Allah terbongkar ketika ada seorang dari pulau lain berkunjung ke kampung dimana beliau tinggal dengan keperluan mencari sahabatnya ketika berhaji dan salah satu orang yang dijumpainya ketika bertemu dengan nabi Haidir as. Adapun beliau tidak sholat jumat dikarenakan dihari dan waktu itu beliau melaksanakan sholat jumat di kota Mekah dengan berkunjung kekediaman nabi haidir tersebih dahulu.
Ingat bahwa seluruh wali Allah adalah kekasih Allah dan Kekasih Syaidina Muhammad s.a.w. yang berarti seorang yang taat dengan menjalankan segala sunah-sunah nabi besar kita. Rasulullah Muhammad bin Abdullah adalah bapak para wali serta nabi sehingga siapapun yang hendak menuju ke Allah pastilah harus mengikuti jejak kekasihnya tersebut. Kalaupun ada seoreang wali bertindak diluar syariat lebih baik kita berdiam dan bertafakur sebab beliau bertindak sesuai dengan kakekat ilham yang diterima dari Allah .
Selain seorang wali Allah beliau juga merupakan seorang ahlul bait atau juriat keturuanan langsung dari rasulullah Muhammad s.a.w.
Kewalian Kai Helem juga diketahui sebagian orang baik disamarinda maupun di banjar sebab almarhum Guru Sekumpul Zaini Abdul Ghani pernah berkata bahwa beliau merupakan salah satu wali di kaltim.
Jadi selain kekasih Allah beliau juga merupakan juriat yang pada hakikatnya apabila kita mencintai kerluarga rasulullah sama saja kita mencintai rasull dan barang sipa yang mencintai rasul maka ia dicintai oleh Allah s.w.t. sebagai mana sebuah dalil:

At-Thabarani dan lain-lain mengketengahkan sebuah Hadeeth yang bermaksud; “Belum sempurna keimanan seorang hamba Allah sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri; sebelum kecintaannya kepada keturunanku melebihi kecintaannya kepada keturunannya sendiri; sebelum kecintaannya kepada ahli-baitku melebihi kecintaannya kepada keluarganya sendiri, dan sebelum kecintaannya kepada zatku melebihi kecintaannya kepada zatnya sendiri .”

Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tarmizi dari `Ali RA bahawa Rasulullah SAW bersabda :”Barangsiapa mencintai kedua orang ini, yakni Hassan,Hussein dan ayah serta ibunya, maka ia bersama aku dalam darjatku di Hari Kiamat.

Ibnu `Abbas RA berkata bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Cintailah Allah atas kenikmatan yang diberikanNya kepadamu sekalian dan cintailah aku dengan mencintai Allah dan cintailah ahlul-baitku kerana mencintaiku”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar